Kadang.. janji itu dibuat untuk diingkari. :D
Dulu, sepulangnya dari berpetualang ke air terjun Taludaa – ceritanya bisa dibaca di sini – saya pernah mengatakan kalau saya tidak akan mau jika diajak main ke situ lagi. Bukan karena tidak suka, tapi karena jauhnya itu yang bikinmales capek.
Tapi takdir berkata lain. Di awal tahun 2016 ini ternyata saya dkk para Punggawa K-180 kembali lagi ke tempat itu untuk kedua kalinya. Mungkin sudah jodoh kali yaa.. :v
Dulu, sepulangnya dari berpetualang ke air terjun Taludaa – ceritanya bisa dibaca di sini – saya pernah mengatakan kalau saya tidak akan mau jika diajak main ke situ lagi. Bukan karena tidak suka, tapi karena jauhnya itu yang bikin
Tapi takdir berkata lain. Di awal tahun 2016 ini ternyata saya dkk para Punggawa K-180 kembali lagi ke tempat itu untuk kedua kalinya. Mungkin sudah jodoh kali yaa.. :v
Ceritanya libur tahun baru kemarin kita bingung mau ke mana. Sempat ada rencana mau ke pulau Saronde lagi karena beberapa rekan ada yang belum pernah pergi ke sana. Tapi karena cottage full booked jadi nggak jadi. Jadi bingung lagi. Setelah menimbang, mengingat dan sebagainya akhirnya kita memutuskan untuk berwisata air terjun saja. Kali ini pengin yang seger-seger. Sudah bosan jadi anak pantai dan berpanas-panasan. Maka jadilah kita mbolang lagi ke Taludaa.
Sabtu pagi setelah sarapan soto Betawi dan minum teh poci, berangkatlah lima orang pemuda dan satu orang bapak muda yang mulai beranjak tua tapi berjiwa muda dan tetap gagah perkasa (eaaa!!) meninggalkan Kota Gorontalo menuju desa Taludaa. Anyway, karena SIM saya expired, saya titipin si Biru di markas W-26. Saya nebeng Hendro. Harvi berboncengan sama Anggit. Lee PAW sama Andhika.
Skip-skip setelah bokong panas dan tepos akhirnya sampailah kita di Taludaa.
Selepas dari jalan utama dan masuk melintasi perumahan warga kita sempat suprise dan merasa gembira karena jalannya sekarang sudah diaspal. Tapi baru belasan meter terlewati kita kembali surprise dan kegembiraan yang tadi sempat dirasa tetiba musnah entah ke mana. Ternyata cuma PHP. Jalan beraspalnya hanya beberapa belas meter saja. Sisanya tetap tanah berbatu. Bahkan lebih parah dibandingkan yang dulu. Bebatuannya lebih banyak. Mungkin karena sisa longsoran pas musim hujan waktu lalu.
Sabtu pagi setelah sarapan soto Betawi dan minum teh poci, berangkatlah lima orang pemuda dan satu orang bapak muda yang mulai beranjak tua tapi berjiwa muda dan tetap gagah perkasa (eaaa!!) meninggalkan Kota Gorontalo menuju desa Taludaa. Anyway, karena SIM saya expired, saya titipin si Biru di markas W-26. Saya nebeng Hendro. Harvi berboncengan sama Anggit. Lee PAW sama Andhika.
Skip-skip setelah bokong panas dan tepos akhirnya sampailah kita di Taludaa.
Selepas dari jalan utama dan masuk melintasi perumahan warga kita sempat suprise dan merasa gembira karena jalannya sekarang sudah diaspal. Tapi baru belasan meter terlewati kita kembali surprise dan kegembiraan yang tadi sempat dirasa tetiba musnah entah ke mana. Ternyata cuma PHP. Jalan beraspalnya hanya beberapa belas meter saja. Sisanya tetap tanah berbatu. Bahkan lebih parah dibandingkan yang dulu. Bebatuannya lebih banyak. Mungkin karena sisa longsoran pas musim hujan waktu lalu.
dah deket nih.. foto dulu.. :D
Kirain setelah kunjungan pertama dulu trus diposting di blog dan lebih banyak pengunjung, membuat pemerintah daerah tergerak untuk memperbaiki akses ke air terjun sehingga bisa dijadikan objek wisata dengan tampilan yang lebih manis. Tapi ternyata masih tetap begitu-begitu saja. Aah, saya mah apa atuh. Hanya remahan rengginang yang telah bercampur dengan butiran debu. x_x
Sesampainya di air terjun..
Sesuai dugaan, debit airnya sudah berkurang. Jadi kolamnya tidak sepenuh yang dulu. Tapi tetep adem. Pemandangan sekitarnya juga tetep asri. Masih seger lah pokoknya. Masih alami. Dan seperti biasanya, para petualang amatiran pun langsung nyebur dan berselfie ria.
Sesampainya di air terjun..
Sesuai dugaan, debit airnya sudah berkurang. Jadi kolamnya tidak sepenuh yang dulu. Tapi tetep adem. Pemandangan sekitarnya juga tetep asri. Masih seger lah pokoknya. Masih alami. Dan seperti biasanya, para petualang amatiran pun langsung nyebur dan berselfie ria.
Memang yaa, kalau sesuatu yang kita lakukan itu menyenangkan seolah waktu berjalan dengan begitu cepat. Seolah baru sampai tau-tau sudah menjelang sore. Mau tak mau harus mau untuk pulang. Maka selesailah acara mbolang kita kali ini di Taludaa.
Benar kiranya perkataan seorang filsuf dari Pantai POCIN yang bernama eyang Pudjo, bahwa air terjun Taludaa ini sebenarnya biasa saja. Yang menjadikan luar biasa adalah kebersamaan antar punggawa. :v
Benar kiranya perkataan seorang filsuf dari Pantai POCIN yang bernama eyang Pudjo, bahwa air terjun Taludaa ini sebenarnya biasa saja. Yang menjadikan luar biasa adalah kebersamaan antar punggawa. :v
Mbolang ke Air Terjun Taludaa
We Are Punggawa K-180
ngaso disik.. selfie.. x_x
Masih ada sedikit cerita sebenarnya ketika perjalanan pulang. Saat kita terjebak hujan. Atau tentang motornya si Harvi yang sempat mengalami bocor ban. Tapi demi mengingat saat ini di meja ada laporan yang masih belum kelar, tetiba semua kata yang sempat terangkai di pikiran menjadi berantakan.
Jadinya, SEKIAN. :v
Jadinya, SEKIAN. :v
bonus penampakan :p
Pengin lihat penampakan seru lainnya? Sila klik menu GALERI.