Mudik Lebaran

by prajuritkecil99
Selalu ada haru yang menyusup relung kalbu saat menyaksikan kawan seperantauan mulai bersiap untuk mudik. Hangatnya sambutan keluarga di kampung halaman seolah tergambar jelas dari binar mata dan tawa bahagia di wajah mereka. Tak ayal kegiatan yang sebenarnya rutin dilakukan setiap tahun itu tetap mampu membuncahkan rasa rindu. Memori pun melayang jauh menembus batas waktu. Menuju ke kampung halaman.

Di tempat kerja, hingga hari ini sudah dua orang yang mudik. Mereka ini yang dapat jatah cuti sebelum lebaran. Sisanya tiga orang dapat jatah setelah lebaran nanti. Sengaja diatur begitu karena personil Punggawa K-180 sangat terbatas. Sementara pekerjaan jalan terus hingga H-1. Bahkan volumenya cenderung meningkat. Banyak Satker yang mengajukan tagihan ini-itu. Macam-macam lah. Biasa, mencairkan anggaran,– yang amat disayangkan dan sudah menjadi rahasia umum karena kenyataannya tak sedikit dari tagihan-tagihan itu tidak sesuai dengan peruntukan yang semestinya. Malah terkesan 'dibagi-bagi' untuk kepentingan per individu. Dijadikan semacam THR. Belum lagi ini kadang kita juga masih direcoki dengan gangguan jaringan yang menyebabkan sistem aplikasi tidak berjalan normal. *kata seorang kawan: gini indONEsia mau jadi macan Asia x_x

Saya sendiri tidak termasuk yang ikutan mudik. Yaa, sebenarnya mudik juga sih. Tapi bukan ke kampung halaman saya di Malang melainkan ke kampung halaman istri di Limboto. Masih di provinsi yang sama dengan tempat kerja saya saat ini, Gorontalo. Karena masih seprovinsi itulah bisa dikata saya tidak mudik.

Dan bukan tanpa alasan saya tidak mudik. Jujur saja, pertimbangan utamanya adalah faktor biaya. Bagi saya bukan hal yang mudah untuk menabung dan kembali menata hidup dengan penghasilan tetap yang saya terima setelah dikurangi untuk membayar cicilan utang dan mebiayai keperluan rutin setiap bulan. Dengan status K2 dan asumsi harga tiket pesawat rerata Rp 1,75juta, setidaknya biaya mudik yang diperlukan sebesar Rp 1,75juta x 4orang x 2pp = Rp 14juta. Itu baru untuk tiket pesawatnya saja. Belum angkutan darat, ini-itu dlsb.

Apalagi dengan kondisi saat ini sedang dalam proses membangun rumah yang sedari dulu belum selesai-selesai. Uang tabungan yang ada mungkin lebih baik jika digunakan untuk membeli material bahan-bahan bangunan daripada beli tiket pesawat.

Tapi bukan berarti saya terlalu perhitungan dan tidak berbakti pada orang tua yang alhamdulillah hingga saat ini beliau berdua masih ada. Toh menjalin silaturrahim tidak harus dengan mudik pulang kampung saat lebaran. Ngobrol dan bercengkrama dengan ibu-bapak, saudara dan sahabat yang kita cintai masih bisa dilakukan via telpon. Atau yang lebih canggih bisa dengan video call, mungkin. Jatah biaya mudik sebagian bisa ditransfer untuk keponakan dan saudara di kampung halaman yang masih kurang beruntung dibandingkan kita. Yang penting kan silaturrahim tetap terjalin. Ridha orang tua masih bisa didapat. Nggak 'kepaten obor' pepatah Jawa mengatakan. Toh meski bukan pada saat lebaran adakalanya juga pulang kampung bersama-sama dengan keluarga. Atau kalau sendirian malah cukup sering sebenarnya yakni saat berkesempatan mengikuti pelatihan di Jakarta atau Surabaya seperti waktu lalu.

Anyway, bagi sebagian besar perantau mungkin mudik sudah dianggap ritual tahunan yang sakral. Apapun kondisinya dan apapun yang terjadi pokoknya wajib, harus, musti pulang kampung. Syukur alhamdulillah kalau memang niatannya tulus untuk sungkem sama ibu-bapak yang masih ada dan mempererat silaturrahim dengan saudara-saudara di kampung halaman. Bukan karena diselipi niatan untuk membanggakan apalagi memamerkan apa yang telah sukses diraihnya di tanah perantauan.

Selamat mudik buat rekan-rekan yang mudik. Tetap berhati-hati dan waspada. Semoga beroleh keselamatan hingga tiba di rumah di kampung halaman. Salam hangat buat ibu-bapak dan saudara-saudara di kampung halaman. Nitip oleh-oleh juga kalau pas balik nanti. Hehe..

Buat rekan-rekan yang tidak mudik baik karena alasan biaya atau karena tugas yang sangat penting sehingga tidak bisa ditinggalkan untuk mudik atau karena alasan apapun yang lainnya, tetap semangat! Lebaran di tanah rantau juga tak kalah seru dan sarat hikmah. Kalau kebetulan mungkin ada perantau yang baca postingan ini dan sedang berada di Provinsi Gorontalo, bisa dolan ke Limboto. Nanti torang 'baku dapa'. Pas-pas pohon mangga di depan rumah lagi banyak berbuah. :D


Mudik Lebaran
ilustrasi mudik lebaran - pict by googling

monggo dishare ^-^
 
Copyright © 2014 - prajuritkecil99™ - Powered by Blogger
Template by Creating Website - Published by Mas Template