Antara Tabungan Emas Pegadaian dan M-Dinar

by prajuritkecil99
"Saya tidak akan membahas sejarah emas beserta lika-liku perjalanannya, biarlah ini menjadi urusan sejarahwan. Tidak pula untuk membahas bagaimana agar emas bisa menjadi uang masa depan, biarlah yang ini menjadi urusannya Bank Sentral beserta tokoh Legislatif dan Eksekutif" – itu adalah quote dari agan Iwan PekL yang pernah saya share pencerahannya tentang apple to apple tabungan emas di artikel (Masih) Tentang Emas hampir setahun yang lalu.

Saya sepakat dengannya. Kita serahkan saja urusan itu kepada ahlinya sementara kita fokus pada kegiatan berINVESTASInya.

Tapi tak urung saya patut bersyukur meskipun toh emas dan dinar belum atau tidak menjadi mata uang resmi, setidaknya kini semakin banyak fihak yang tertarik untuk terus mengembangkan investasi emas dan dinar dengan fluktuasi harga yang mengiringinya. Pun di saat emas dan dinar sedang menunjukkan trend penurunan dalam kurun waktu empat sampai lima tahun terakhir.

Salah satu bentuk pengembangan investasi emas yang teranyar adalah Tabungan Emas Pegadaian yang memberikan layanan pembelian dan penjualan emas dengan fasilitas titipan dengan harga yang terjangkau sehingga memberikan kemudahan kepada siapa saja untuk berinvestasi emas.

Menurut saya konsep Tabungan Emas Pegadaian ini mengadopsi konsep Tabungan M-Dinar yang digagas oleh Muhaimin Iqbal sejak sekian tahun lalu – yang mana sangat disayangkan karena tak sedikit orang yang masih meragukan eksistensi tabungan M-Dinar ini.

Saya sendiri baru mengetahui adanya Tabungan Emas Pegadaian ini dari seorang sahabat yang sudah cukup lama melanglang buana di jagat perEMASan dan perDINARan. Dari hasil chatting dengan sahabat saya tersebut, menurut saya ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari Tabungan Emas Pegadaian jika dibandingkan dengan Tabungan M-Dinar.

Saya coba uraikan masing-masing kelebihan dan kekurangan kedua produk tersebut tanpa bermaksud menjatuhkan fihak manapun, hanya sebagai referensi dalam berinvestasi emas untuk sobat semua. Apa saja itu? Yuuk kita simak bebarengan. :D


STATUS USAHA

Dari segi kelembagaan meskipun M-Dinar dalam hal ini diwakili oleh BMT Daarul Muttaqiin dan Gerai Dinar juga memiliki ijin usaha resmi, keberadaannya jelas dan memiliki banyak agen di dalam dan luar negeri tapi masih kalah pamor jika dibandingkan dengan Pegadaian yang merupakan salah satu BUMN terkenal di negeri ini. Hampir semua orang di seluruh penjuru nusantara pasti tau dan beberapa di antaranya sudah akrab dengan Pegadaian.

SISTEM TRANSAKSI

Nasabah Tabungan Emas Pegadaian akan mendapatkan buku tabungan. Mempertimbangkan pola pikir atau mindset sebagian besar masyarakat indONEsia yang masih merasa lebih nyaman dan aman jika melihat print out secara fisik di buku tabungan, hal ini tentu menjadi keunggulan Tabungan Emas Pegadaian dibandingkan M-Dinar yang lebih mengandalkan pencatatan secara elektronik. Walaupun kalau dipikir-pikir sebenarnya sama saja dengan Tabungan Emas Pegadaian maupun tabungan biasa di bank karena di M-Dinar pun nasabah bisa mencetak sendiri histori transaksi dengan login ke dalam akun miliknya.

PEMBELIAN dan PENJUALAN

Nasabah Tabungan Emas Pegadaian bisa melakukan pembelian (menabung) emas di seluruh kantor Pegadaian. Namun sayang untuk bisa mengkonversi saldo tersebut ke dalam bentuk fisik emas batangan hanya bisa dilakukan di kantor Pegadaian asal di mana nasabah tersebut membuka tabungan emasnya. Cukup merepotkan dan kurang fleksibel jika dibandingkan dengan M-Dinar yang proses pembelian (menabung) dan mengkonversi saldo tabungannya ke dalam bentuk fisik kepingan dinar termasuk mencairkannya ke dalam rupiah bisa dilakukan di seluruh Gerai Dinar dan agen resmi yang ada.

BIAYA

Sama-sama memiliki spread (selisih kurs jual dengan kurs beli) sekitar 4% namun menurut info yang saya dapat untuk pembukaan rekening Tabungan Emas Pegadaian nasabah dikenai biaya administrasi sebesar Rp 5 ribu plus biaya materai Rp 6 ribu. Kemudian karena ada buku tabungan, nasabah juga dibebani biaya tahunan sebesar Rp 30 ribu. Selain itu pada saat mengkonversi ke dalam bentuk fisik emas batangan nasabah masih dikenai biaya pencetakan sebesar Rp 50 ribu. Berbeda dengan M-Dinar yang tidak membebankan biaya apapun kepada nasabahnya mulai dari urusan pendaftaran sampai urusan pencairan dan konversi saldo tabungan ke dalam bentuk fisik kepingan dinar. Di M-Dinar semua cost yang timbul untuk operasional dlsb sudah include di spread sebesar 4% tadi.

NILAI TAMBAH INVESTASI

Selain terbebas dari biaya, nasabah M-Dinar juga mendapatkan bagi hasil bulanan dari tabungan dinarnya. Koq bisa? Yaa, itu bisa terjadi karena selain digunakan untuk backup berupa penyediaan stock fisik kepingan dinar, dana nasabah juga diberdayakan pada investasi sektor riil sehingga bisa memberikan nilai tambah bagi pengelola dan nasabah. Besaran bagi hasil tiap bulan bergantung pada keuntungan dari hasil investasi tadi. Hal ini tidak akan didapati pada Tabungan Emas Pegadaian.


Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya masing-masing, menurut saya keduanya tetap menjadi pilihan alternatif investasi yang jauh lebih bagus jika dibandingkan dengan tabungan maupun deposito di bank. Karena berbasis emas dan dinar, untuk investasi jangka panjang menabung di Tabungan Emas Pegadaian maupun di M-Dinar insya Allah akan lebih menguntungkan karena emas dan dinar telah terbukti sebagai pelindung aset yang kebal terhadap inflasi.

Benar begitu?


Tabungan Emas Pegadaian dan M-Dinar
sumber gambar dari Pegadaian dan M-Dinar
monggo dishare ^-^
 
Copyright © 2014 - prajuritkecil99™ - Powered by Blogger
Template by Creating Website - Published by Mas Template