Hujan Pertama

by prajuritkecil99
25 Oktober 2015 – 15.34 WITA

"Yah, hujan Yah! Ada hujan!!" teriak Zhie dari halaman rumah. Saya yang baru terbangun dari tidur siang kaget mendengar teriakannya. Apalagi tak lama setelah itu atap rumah yang terbuat dari seng membunyikan kegaduhan. Kian lama kian gaduh seiring makin derasnya butiran-butiran air yang tertumpah dari langit.

Tepat ketika pintu rumah saya buka aroma petrichor langsung menyeruak. Memenuhi ruangan. Memenuhi paru-paru. Aromanya begitu khas. Aroma tanah basah. Yaa, tanah yang telah lama kering kerontang itu kini kembali basah. Begitu pula jalan raya di depan rumah. Pohon mangga yang tumbuh di halaman dan dikelilingi aneka bebungaan dalam pot-pot berbagai ukuran. Semuanya tampak ceria menyambut hujan.

"Alhamdulillah.." lirih saya sambil tersenyum melihat Chaca dan Zhie yang bermain air hujan.


25 Oktober 2015 – 13.10 WITA

Saya baru selesai menunaikan shalat Duhur. Memandang ke luar dari balik jendela. Ke arah perbukitan di depan sana. Sejauh mata memandang langit tampak kelabu. Cuaca tidak terik namun suhu udara cukup bikin gerah.

"Sepertinya mau turun hujan.." gumam saya pada istri yang sedang melipat pakaian.

"Kayanya bukan mendung itu Yah tapi kabut asap. Kabarnya ada kebakaran hutan lagi di sana.." timpal istri saya.

Hmmm.. ternyata kabut asap ada di mana-mana.


25 Oktober 2015 – 09.10 WITA

Ratusan orang berkumpul di tanah lapang di daerah Kampung Jawa. Tua-muda. Pria-wanita. Mereka berjajar rapat dalam barisan shaf yang lurus dan rapi. Menunaikan shalat Istisqa. Shalat untuk meminta hujan. Mereka larut dalam istighfar dan bait-bait doa yang dimunajatkan kepada Tuhan. Merendahkan diri di hadapan Dzat Yang Maha Agung. Memohon kemurahanNya agar berkenan menitahkan langit untuk mencurahkan airnya. Menghempaskan asap dan debu. Menyirami bumi yang telah lama gersang.


25 Oktober 2015 – 16.26 WITA

Belum genap 30 menit langit mencurahkan airnya. Menyirami bumi atas titahNya. Rerumputan, dedaunan dan bebungaan kembali segar. Tak hentinya mereka bersyukur kepada Tuhan. Dahaga yang telah lama dirasa kini lunas sudah.

Sementara itu di dalam rumah, tepatnya di antara ruang tengah dan dapur, istri saya sibuk mengepel lantai yang basah karena rembesan air hujan. Bangunan lantai dua yang belum selesai menjadi masalah tersendiri saat hujan turun. Karena bangunan di antara ruang tengah dan dapur menjadi agak terbuka. Ketika hujan menabrak dinding di lantai dua rembesan airnya mengalir membasahi dinding dan lantai di bawahnya.

Saya naik di atas kursi. Memindahkan beberapa pakaian yang belum kering yang digantung di hanger bundar pada tiang besi yang dipasang melintang.

Kami tidak mengeluh meski harus berpayah mengepel lantai yang basah. Basah oleh rembesan air dari lantai atas maupun dari atap seng yang beberapa sudah bocor karena berkarat dimakan usia.

Kami sangat bersyukur telah dianugerahi hujan olehNya. Hujan pertama di daerah tempat tinggal kami. Hujan pertama yang membasahi bumi setelah sekian lama gersang.

Dan begitulah hujan. Selalu ada cerita tentangnya.



Tentang Hujan
sumber gambar dari onedayonejuz.org
monggo dishare ^-^
 
Copyright © 2014 - prajuritkecil99™ - Powered by Blogger
Template by Creating Website - Published by Mas Template