Belajar Dari Jalanan

by prajuritkecil99
Sabtu, 15 Oktober 2016 – 05:45 WITA

Entah mengapa sedari berangkat selepas Subuh tadi tak ada keinginan untuk ngebut seperti biasanya. Spido si Biru tak pernah lebih dari 80 KM/J. Badan juga masih berasa lemes. Ngantuk begitu sangat. Padahal kaca helm sudah dibiarkan terbuka dengan maksud supaya hembusan angin menampar wajah yang imut ini sehingga terasa fresh dan mata bisa lebih melek. x_x

Tapi kemudian saya menemu jawabnya. Setelah masuk Kecamatan Dulupi, tak jauh dari pasar Pangi yang menjadi ancar-ancar ketika mbolang ke air terjun Tenilo waktu lalu. Beberapa saat setelah saya berhasil meng-overtake motor yang ada di depan dengan gaya ala Jorge Lorenzo, tepat ketika hendak mengubah posisi untuk bersiap belok ke kiri tetiba terdengar suara semacam sesuatu yang pecah dan meletus. Dan si Biru pun oleng. Melipir ke bahu jalan. Ternyata ban belakang pecah. Ada robekan pada ban luar seperti bekas luka yang menganga. Memang ban belakang sudah gundul. Rencana setiba di rumah mau ke bengkel AHASS eeh ternyata sudah pecah duluan.

Hari masih pagi. Belum genap jam 7 (eh, 7 kan ganjil yaa.. :v). Jauh dari permukiman. Menuntun motor dengan bobot lebih dari 100 KG. Lengkap sudah penderitaan. -_-


prajuritkecil nuntun motor
ilustrasi lagi nuntun motor
gambar ngopi dari blog q-bikers


Tapi tetap bersyukur tidak celaka. Tidak jatuh seperti yang sudah-sudah. Kaki bisa merasai rerumputan pinggir jalan yang masih berembun. Nyesss. Lumayan mendinginkan hati.

Baru beberapa meter sudah berasa capeknya. Tidak kuat. Apalagi saat di tanjakan. Akhirnya si Biru tetap dinaiki. Pelaaan. Tak lebih dari 10 KM/J. Sudah jalan lumayan jauh tapi masih belum menjumpa bengkel atau tukang tambal ban. Hingga akhirnya tiba di dekat SPBU di daerah Bongo Nol. Ada satu tukang tambal ban yang baru membuka lapaknya. Ternyata tidak memiliki stok ban dalam maupun ban luar. Diminta untuk beli dulu ke toko di depan sana. Toko bangunan. Tapi juga menjual peralatan listrik dan juga ban. Alhamdulillah. Memang sudah rejeki dari Dzat Yang serba Maha, si pemilik toko membuka tokonya tepat begitu saya tiba.

Sekira 45 menit kemudian urusan ganti ban pun rampung. Mampir SPBU isi Pertamax lanjut cus lagi. Beberapa ruas jalan yang sepekan lalu masih dalam perbaikan kini mulus sudah. Asik tarik gas hingga tak terasa lari di atas 100 KM/J. Baru (mau) nyadar setelah di depan ada kecelakaan. Tepatnya di dua tikungan sebelum masjid kubah emas di daerah Bakti.

Begitulah sebagian kita dalam menjalani kehidupan. Banyak yang bisa bertahan dan lulus saat diuji dengan kesulitan, namun tak sedikit yang gagal saat diuji dengan kesenangan. Terkadang harus dihempaskan terlebih dahulu supaya sadar. Sama seperti ketika saya berkendara. Bisa pelan dan lebih berhati-hati saat melintasi jalan yang sedang rusak tapi sering terlena dan tidak bisa menahan diri untuk terus ngebut saat melintasi jalan yang mulus. Begitu pecah ban atau harus dengan cara jatuh baru sadar.

Tapi mungkin memang demikian takdirnya roda kehidupan itu yaa. Kadang di atas dan kadang di bawah. Kadang juga mampir di tukang tambal ban. x_x
monggo dishare ^-^
 
Copyright © 2014 - prajuritkecil99™ - Powered by Blogger
Template by Creating Website - Published by Mas Template