Bagiku Gadgetku Bagimu Gadgetmu

by prajuritkecil99
Entah karena kuper atau karena disorientasi selera, apa yang lagi booming dan banyak disukai orang (terutama dalam satu lingkungan di mana saya berada) tapi saya tidak menyukainya. Pada beberapa masa berikutnya ketika sesuatu itu tidak lagi hit dan orang-orang sudah bosan barulah saya mulai menyukainya.

Masih teringat ketika awal-awal di Gorontalo dulu teman-teman menggandrungi game Counter Strike, Vietcong dan Simutrans. Saya cuek saja dan tetap setia bermain game bawaan Windows seperti Pinball, Freecell dan Solitaire. Begitu mereka sudah bosan dan meninggalkannya, barulah saya mulai memainkan game itu. Bahkan kadang saya lebih gandrung dari mereka. Sampai lupa waktu.

Sama halnya dengan saat ini. Ketika banyak teman yang rajin mengikuti update perkembangan gadget keren dan canggih, bahkan ada yang sering gonta-ganti gadget entah karena doyan atau biar tampak kekinian, saya tetap istiqamah tidak terpengaruh. Mungkin hanya sebatas kagum dengan kecanggihannya dan tidak lebih.

Dibandingkan keinginan memiliki HP yang bisa diinstall macam-macam, misalnya, saya lebih tertarik dengan beberapa 'gadget' kopi meski itu hanya berupa grinder manual dan brewer manual semacam frenchpress dan classic drip.


kopi itu digiling bukan digunting
menggiling kopi bisa menjadi hiburan tersendiri di sela rutinitas pagi
bisa untuk latihan otot tangan juga biar kekar
0_0


Mungkin karena saya pecinta kopi (meski hanya kelas amatir) kali yaa atau entah karena faktor yang lain namun tiap kali melihat peralatan yang berhubungan dengan kopi selalu mampu membuncahkan rasa yang tidak biasa. Eaaa.. :p

Tentu saya tidak bisa memperturutkan semua rasa itu mengingat status saya hanya sebagai prajurit kecil yang tidak lagi single dan tidak berpenghasilan double. x_x

Ada hal-hal lain yang jauuuh lebih penting dan harus diutamakan. U know laah..

Jadi ada batasan yang ditetapkan. Untuk memenuhi hobi ngopi, misalnya, saya memakai standar kebutuhan perokok. Ada perokok yang menghabiskan sebungkus rokok untuk dua hari. Tak sedikit perokok yang sampai menghabiskan dua bungkus rokok hanya untuk sehari. Ambil tengah-tengahnya, sebungkus rokok untuk sehari. Jika rata-rata sebungkus rokok dihargai Rp 15 ribu maka berarti alokasi dana untuk merokok selama sebulan atau 30 hari adalah sebesar Rp 450 ribu. Nominal itu setara dengan 1 sampai 1.5 KG biji kopi Arabica yang cukup untuk ngopi sehari 2x selama 40 sampai 60 hari.

Tidak harus kopi luar negeri yang mahal-mahal karena sebenarnya banyak single origin di negeri ini yang harganya terjangkau dan bahkan rasanya lebih nikmat dibandingkan yang luar negeri. Seperti yang baru-baru ini saya beli. Ada 10 jenis single origin mulai dari Aceh-Gayo sampai Papua-Wamena dalam kemasan ekonomis @20gr. Meskipun kalau dihitung-hitung jatuhnya lebih mahal dibandingkan kemasan 250gr tapi lumayan praktis untuk langsung digiling misalnya saat tengah malam kebelet ngopi atau pas stock Arabica di Warong Inspirasi kesayangan masih nyangkut di negara Bekasi. :D


kopi digiling
buat persiapan teman nonton
lebih yummi lagi kalau sambil ngemil rainbow cake ala mayka
haha


Karena benar kiranya bahwa kopi itu digiling bukan digunting. Xoxo..

monggo dishare ^-^
 
Copyright © 2014 - prajuritkecil99™ - Powered by Blogger
Template by Creating Website - Published by Mas Template